Seperti kegiatan-kegiatan aflosing sebelumnya, aflosing kali ini menggunakan KN. Altair yang baru selesai docking bulan Desember 2017 tadi. Performa mesin baik, kecepatan stabil 10-12 knot.
Cuaca yang tidak bersahabat tidak menyurutkan niat para petugas untuk bekerja. Saat itu sedang musim barat. Ombak dan angin kencang menjadi teman seperjalanan.
Destinasi pertama adalah Menara Suar Tanjung Padadatua. Mensu ini tergolong baru, didirikan pada tahun 2010.
Friday 23 February 2018
Tuesday 20 February 2018
NOBUNAGA Concerto
Salah satu quote yang menjadi favorit saya dari Nobunaga : "Hal penting yang tidak berubah dari jaman ke jaman adalah kehidupan".
Cerita fiktif yang diawali dari perjalanan waktu seorang anak SMA, yang tiba-tiba berada terlempar ke abad 16. Saat itu sedang terjadi peperangan.
Aflosing Perdana KN. Kunyit
Setelah beberapa bulan menunggu peresmian pak direktur kenavigasian, barulah KN. Kunyit bisa dioperasikan. Perlu diketahui sebelumnya tentang KN. Kunyit adalah sebuah kapal negara perambuan yang dibuat oleh negara untuk direktorat kenavigasian dalam rangka memperlancar operasional kenavigasian. Bentuk fisiknya seperti kapal kapal induk perambuan pada umumnya, namun agak lebih besar dari KN. Altair. Terasa sekali efek goyangan akibat gelombang laut sedikit berkurang dibandingkan KN. Altair. Jadi tidak mabok laut.
Tujuan pertama adalah ke muara sungai mentaya. Pemasangan pelsu hijau dan merah. Alur sampit ini lumayan ramai, sehingga sering terjadi tabrak lari yg menyebabkan pelsu hancur. Selain itu karena arus yg lumayan deras di musim barat dan tenggara.
Tanggal 29 nopember terjadi kerusakan pada crane lelangon. Teknisi pabrik datang tanggal 1 Desember. Kapal standby di muara sampit. Kerusakan terjadi ketika crane akan mengangkat ballast pelsu. Kondisi crane dalam posisi terangkat ke atas. Kapal tidak berani mengambil resiko berlayar dengan posisi crane seperti itu.
Hingga tanggal 1 desember telah datang. Kapal masih berada dimuara. Kandas. Maklum gpsnya rusak dan echosoundernya juga rusak. Tidak bisa mengukur posisi dan kedalaman. Menunggu waktu jam 2 siang air pasang agar bisa olah gerak. Sekitar jam 16.00 sampai di depan Samuda. Menunggu hujan reda untuk ke pelabuhan membeli lumpsump. Tiga hari di laut membuat lapar ABK. Saya juga.
Besoknya mulai perawatan di ramsu penuntun depan samuda, depan dan belakang babirah. Kondisi air surut. Ramtun depan samuda masih bisa dijangkau dengan speedBoat. Lokasinya masih berada di daerah aliran sungai. Setelah satu jam perbaikan langsung menuju ramtun depan babirah. Air surut sehingga tim harus mencari panajak untuk menahan speed boat. Kami menuju kampung sekitaran rambu. Kebetulan sekitaran babirah itu tempat penyeberangan feri klotok. Kami meminjam parang seorang warga untuk memotong bambu. Lingkungan sekitar yang sejuk dikelilingi kebun kelapa.
Selesai mendapatkan bambu panajak kamj segera kembali ke speedboat untuk menuju ramsu depan babirah. Kondisi air surut sehingga kami harus turun melewati lumpur.
Selanjutnya langsung menuju babirah belakang. Lampu yang dipasang adalah wealth marine dengan periode 1T-1G.
Selesai pemasangan langsung menuju kapal.
Kegiatan selanjutnya memasang pelsu hijau di muara sampit. Kerja sama yang baik abk dan petugas bengkel sehingga pekerjaan dapat terselesaikan.
Esok harinya kami sampai di mensu Tanjung Pandan, selanjutnya melakukan pemaSangan kembali di Pelsu Hijau Kumai. Selanjutnya pengedropan BBm untuk mensu tanjung puting dan tanjung Matua.
Pelayaran selanjutnya menuju
Subscribe to:
Posts (Atom)