Gak keren banget, datang sidang ke kejaksaan, sidangnya sidang tilang... hahaah. Yang keren dikit napa. Sengketa tanah kek, rebutan warisan kek, claim hak paten keķ, kasus korupsi 20 em kek, supaya bisa masuk masuk TV gitu.. Sesekali sih gpp. Buat pengalaman.
Sama sepertí cerita kali ini tentang kasus tilang. Sebelumnya pernah kena tilang. Langsung bayar ditempat. Semenjak larangan pungli diteggakkan, banyak yang memilih untuk membayar denda di Bank.
Lanjut lah ditilang sama polisinya. Waktu itu STNKnya ga ada. Yang ada SiM sama pajak STNK. STNKnya hilang di stasiun jakarta kota. Kecopetan waktu keluar stasiun. Waktu itu sore hari sekitar jam 6 wib. Selang beberapa jam ada sms masuk transaksi gagal di kartu kredit. Untungnya jam 7 tadi sdh telp bank untuk blokir semua kartu. Transaksinya di 7eleven stasiun. Padahal jika telusuri bisa diketahui siapa yang gesek kartu kredit di jam itu soalnya ada cctvnya. Karena dah terlanjur di depok jd males ngurusnyä. Tak ada waktu karena besok paginya sdh meluncur ke banjarmasin...
Beberapa hari setelah itu barulah mengurus pembuatan stnk baru. Ternyata urusannya tidak semulus paha cherybels. Dari minta surat keterangan hingga ke ruanģ arsip kantor samsat. Anehnya ktika dicari arsipnya ga ada... ķata kepala arsipnya mesti nùnggu sampai stnknya mati baru bisa keluar nomornya.. yaudah gtu aja..
Setahun kemudian barulah mengurus ke calo, namanya jimi.. dia minta 900rb buat ngurus stnk. Setelah beberap menit dia keluar membawa arsip plat motornya. Kokbisa? Padahal tahun lalu dicari2 gak ada di ruang arsip. Yaudah. Terus ku serahkan berkas stnk dan bpkb itu. Gak sampai sejam keluarlah dia membawa bukti pembayaran pajak tapi stnknya ga ada. Katanya 2-3 hari. Yaudah kutunggu. Setelah beberapa hari telpnya gak aktif. Sampai sekarang masih tanda tanya.
Hingga akhirnya tanggal 18 Agustus tadi kena tilang pas mau jemput bini. Heran padahal rajia sebelumnya saya cuman tunjuk pajak stnknya saja sdh bisa lolos. Kenapa sekarang engga?
Akhirnya dapet surat tilang warna biru. Niatnya pengen ikut sidang, terus dapet sms dari BRiVa untuk bayar denda sebesar 250rb. Selang beberapa hari aku bayar deh dendanya. Besoknya hari jumat niat ke kantor polisi untuk ngambil simnya. Setelah ketemu sama polisi yang ngerajia, dia bilang berkasnya sdh dibawa ke poltabes marabahan. Sempet dongkol karena marabahan gak deket. Sekitar 1.5 jam dari banjarmasin. Ya sudahlah.
Tanggal 30 jalan jalan ke marabahan. Kebetulan kerjaan dah beres di kantor.
Sampai di kantor polisi. Katanya berkasnya sudah dikirim ke kejaksaan.
Sampai di kejaksaan, nunggu lagi sidangnya. Lumayan banyak antriannya.
Setelah menunggu tiga jam barulah sim bisa didapat. Tidak hanya itu saja, ternyata uang yang sudah disetorkan ke BRIVA itu bisa dikembalikan setelah dipotong biaya denda dan pesidangan. Jumlahnya 51rb. Lumayan lah dapet pengembalian 199rb. Petugas kejaksaan kemudian memberikan semacam surat keterangan pengembalian BRIVA yang bisa dicairkan di BRI. Dan ternyata memang bisa dicairkan.
Kesimpulan :
1. Urusan tilang ternyata tidak rumit.
2. Tanpa pungli rakyat sejahtera.
3. Jangan pernah berurusan dengan calo.
4. Hati-hati dompet anda ketika di stasiun.